“Sekarang, setelah kalian mengoreksi
kertas jawaban teman, kalian sebutkan nilainya, ya..” perintah Kurenai-sensei
pada kami.
Saat ini adalah Onaji no Juugyou ,
dan kami saat ini sedang mengoreksi pekerjaan yang setengah jam lalu kami
kerjakan. Dan inilah hasilnya.
“Hinata Hyuuga..”
“80, sensei.” jawab salah satu
anak laki-laki yang ada dibelakang.
“Akira Tanaka..”
“85, sensei.”
“Kin Tsuchiko..”
“85, sensei.”
“Kaoru Tsukiyomi..”
“100, sensei..”
“Huwa..”
Terdengar decak kagum dari
teman-teman yang lain, aku hanya tersenyum simpul mendengar itu.
Seorang Kaoru Tsukiyomi bukanlah
anak terpandai di kelas, tapi juga bukan anak terbodoh tentunya. Bahkan dia
terkesan usil. Hebatnya dia termasuk anggota Shuukyoo. Memang bukan contoh yang
baik sebagai seorang Shuukyoo, tapi kurasa dia anak yang istimewa. Entah apa
yang kulihat dari bocah satu ini, tapi aku cukup mengaguminya. Ingat, hanya
mengagumi. Setidaknya itulah yang kurasakan sekarang. Tak lebih, iya tak lebih.
Kenapa aku jadi meyakinkan diriku sendiri. Back
to the topic..
Kembali ke Kaoru-kun, anak yang
istimewa? Yap, yap dia sering mendapat nilai yang cukup baik. Pribadinya yang
cukup lucu itu sering membuatku tersenyum simpul. Dan satu hal lagi. Dia
berbeda. Berbeda dari yang lainnya. Tapi hebatnya, dia tidak malu dan takut
akan perbedaan itu. Bahkan terlihat dia memang sengaja memperlihatkan itu.. Itu
adalah salah satu hal kenapa aku kagum pada Kaoru-kun. Pamer? Tidak, Kaoru-kun
bukan anak yang suka pamer. Tapi dari yang kudengar dia disebeli oleh anak
perempuan di kelasku. Tapi kok aku tidak, ya??
Coba kutebak? Kalian kira aku
mengenal Kaoru-kun dekat. Salah besar. Kami selama ini belum pernah bertegur
sapa. Bahkan seingatku kami sama sekali belum pernah mengobrol. Entah mengapa
aku sangat mengaguminya. Dengan pribadiku yang cenderung diam, tidak pernah
memulai pembicaraan lebih dulu, especially
with boys. Aku sama sekali belum mengenalnya. Aku pengecut? Memang, aku tak
pernah mengatakan kalau aku berani. Tapi, hei.. Bila dengan siswa laki-laki
lainnya setidaknya aku pernah berbicara, walaupun hanya beberapa patah kata dan
aku tidak yakin mereka mendengarkanku. Berbeda dengan Kaoru-kun, saat pembagian
kelompok kerja kalau aku sedang dapat “sial” dan harus sekelompok dengan
Kaoru-kun, kami sama sekali belum pernah berbicara. Tapi kenapa aku
mengaguminya? Tanyalah pada rumput yang bergoyang.. (#plak..)
Aku terkadang menjadikannya
“patokan” yang harus ku lampaui. Patokan nilai maksudnya. Pokoknya aku ingin
mengalahkannya. Aku sangsi apakah Kaoru-kun mengenalku. Aku tahu kami sekelas,
tapi aku tak yakin apakah dia mengenalku. Pernah beberapa kali aku
bertanya-tanya dalam hati ‘pernahkah sekali saja dalam hidupnya, aku terlintas
dalam pikirannya’. Ah, sudahlah tak ada gunanya memikirkan itu. Nee,
Kaoru-kun..
Klub Yomu no Hon adalah klub
kecil. Tidak seperti klub kenkoo, klub shinbun, klub kagaku, klub dorama, dan
klub shizen. Klub ini berada langsung di bawah pengawasan gakuen, tepatnya
milik toshoushitsu. Tapi setidaknya ini tetaplah sebuah klub. Aku, Kin, dan
Sakura sudah mendaftar sayangnya tidak ada pemberitahuan lebih lanjut. Tapi
pada suatu hari..
“Eh, kalian ikut klub Yomu no Hon
tidak?” tanya seorang anak perempuan sebayaku, tapi aku tidak tahu namanya.
Saat itu Aku, Kin, Sakura, dan Tayuya sedang makan di kedai Teuchi ji-san.
Ramen di Ichiraku ramen ini enak lho. (#promosi..)
“Ikut sih, tapi..” jawabku tapi
menggantung.
“Ya, udah. Kalian udah
mendaftarkan? Sekarang kalian tulis nama kalian dan nomor yang bisa
dihubungi..” katanya lagi pada kami.
Akhirnya kami mendaftar saat itu,
sampai-sampai..
From : 08xxxxxxxxx
Besok Yomu no Hon akan mengadakan
pertemuan. Di Toshoushitsu. On time,
ya!!
Dan kini aku dan Kin berada tepat
di depan pintu Toshoushitsu. Aku ragu akan masuk atau tidak. Tapi akhirnya aku
dan Kin masuk.
Grekk..
Masih ingat pada ekskulku yang
kemarin. Ternyata ekskulku ini akan ikut dalam Konoha no Omatsuri. Asyik, aku
ingin sekali ikut. Ekskulku ini adalah bermain musik. Geijutsu itulah kami
menyebutnya. Pertamanya aku, Kin, dan Tayuya sama sekali tidak ada niat untuk
mengikutinya, walaupun ingin. Tapi jadinya kami ikut tampil. Uh, ini penampilan
pertamaku.. Aku takut..
Saat seminggu sebelum Omatsuri,
kami berlatih intensif selama seminggu itu. Wow, pertamanya memang sepertinya
tidak mungkin aku menghafal nada-nada ini selama seminggu. Tapi, ternyata
lama-kelamaan bisa. Bahkan tanpa sadar aku mulai menikmati peranku berada
disana. Aku tidak begitu peduli kami berlatih hanya untuk 8 menit pertama saat
Omatsuri. Karena selama kami bermain bersama-sama dengan bagus, itu cukup
membuatku senang dan bangga. Rasanya mendengar alunan musik ini aku
bersemangat. Aku tak peduli selama kami bermain bersama-sama itu sudah cukup
bagiku, lebih dari cukup.
KONOHA OMATSURI tiba..
“Kau lama sekali, aku sudah
menunggu tahu..” kata Kin padaku. Saat ini kami berada di depan sekolah, dengan
menggunakan Kimono. Aku tak berani melihat kemana-mana, yang kupikirkan
sekarang adalah cepat-cepat masuk ke gerbang sekolah. Yah, bayangkan saja, baru
2 jam yang lalu kami pulang ke rumah dan tepat jam 2.30 sore ini kami harus ke
sekolah lagi memakai KIMONO. Bukan masalah sih, tapi saat ini ada beberapa anak
yang belum pulang dan hari ini adalah hari Sabtu, dan kami harus memakai Kimono
ini. Aku malu.. Malu banget.. Uhh..
“Gomen na, tadi aku berangkat
dari rumah jam 2 pas, jadi sampai sini telat.” Ujarku sambil menghampirinya.
Sekolah cukup sepi, tapi ada
beberapa anak yang belum pulang. Uh, dan kebanyakan itu para senpai. Aku bahkan
tidak yakin teman-temanku sesama geijutsu sudah datang. Wah, sepertinya akan
hujan. Padahal matahari masih bersinar. Aneh.
“Ikuze, masuk.. Mau hujan nih..”
kataku sambil berjalan menuju pintu gedung Chuusin, salah satu gedung inti yang
berada di lingkungan KIHS.
SKIP TIME..
“Yosh, kita akan tampil.
Ganbatte..” kata Yohara-senpai, Yohara Shinosuke adalah senpai kami di
geijutsu.
“YOSH..” ujar kami bersamaan.
Masuklah kami di sebuah Tatemono.
Disana telah tertata, alat-alat musik yang akan kami mainkan. Tatemono ini
gelap, kurasa memang sengaja digelapkan mungkin. Yokatta ne, setidaknya itu
bisa meredam penyakit nervousku. Dan untungnya juga kami tampil di awal acara,
yah kita jadi pembuka, jadi belum banyak yang datang. Terlihat di depan kami
hanya ada segerombolan anak perempuan dan segelintir anak laki-laki. Yokatta,
aku benar-benar lega.. Yah biar tak ada yang lihat tak apa, toh ini juga baru
pembukaan. Dan tadipun hujan deras, jadi mungkin banyak yang akan berangkat
terlambat.
Dan dimulai. Suara alat musik itu
mengalun dengan indah (menurutku -entah menurut orang lain). Yup, Hajimari no
Uta memang lagu yang membuatku semangat, sangat bersemangat. Aku bahkan sempat
melupakan ketakutanku. Dan lagu diakhiri dengan cukup baik, walau ada yang
salah nada. Yah, setidaknya berhasil. Bahkan saat keluar panggung saja, tanganku
sudah gemetaran. Telat banget, ya. Perasaan tadi biasa saja lho. Aku berharap
sih, Kaoru-kun tidak melihatku. Te-he. Tapi aku senang sekali, kau tahu apa
yang kuinginkan saat itu, bermain lagi..
0 komentar:
Posting Komentar